Terancam Tanah Longsor, Kamp Pengungsi Rohingya Dipindahkan
Para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh kini menghadapi ancaman yang terus meningkat disebabkan hujan lebat yang telah menghantam kamp-kamp penampungan mereka selama beberapa minggu.
Para pejabat di kota Cox’s Bazar mengatakan telah memindahkan kira-kira 40.000 pengungsi Rohingya dari kamp-kamp yang berbahaya ke tempat-tempat yang lebih aman. Mereka berencana memindahkan lebih banyak lagi pengungsi yang masih terancam bahaya tanah longsor.
Nikaruzzaman Chowdury, kepala sub distrik Ukhia mengatakan, 200.000 pengungsi yang telah bermukim di bukit-bukit berlumpur di Kutupalong sangat menderita karena lebatnya hujan yang turun.
“Pemerintah dan badan-badan bantuan telah mengidentifikasi warga Rohingya yang tinggal di bukit-bukit itu yang perlu diungsikan dalam waktu dekat,” kata Chowdury.
“Kutupalong adalah kawasan berbukit-bukit dan tanahnya tidak stabil. Tadinya kawasan itu adalah hutan lebat, tapi kami terpaksa menebang pohon-pohon supaya bisa membangun kamp pengungsi,” tambah Chowdury lagi.
Kamp-kamp pengungsi itu dibangun dengan menggunakan terpal dan bambu untuk menunjangnya, sehingga sangat rentan ketika hujan lebat turun.
Mohammed Ali Kabir, pejabat kehutanan Cox’s Bazar mengatakan sedikitnya enam ratus perkampungan pengungsi rusak dan 500 orang Rohingya luka-luka ketika terjadi tanah longsor di Kutupalong.
Penduduk Rohingya yang beragama Islam di Myanmar diperkirakan berjumlah satu juta orang pada permulaan tahun 2017, tapi PBB mengatakan hampir semuanya telah melarikan diri ke Bangladesh ketika militer Myanmar melancarkan apa yang mereka sebut operasi anti teroris. [ii]