Lebak Diiumbau Waspadai Bencana Tanah Longsor
Lebak, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mewaspadai bencana longsor karena intensitas curah hujan di daerah itu cukup deras.“Kami minta masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor agar meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi resiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi, Kamis (20/4).
Penetapan kewaspadaan bencana longsor tersebut karena diperkirakan sepekan ke depan, curah hujan meningkat.Intensitas curah hujan dengan kapasitas deras berlangsung sore hingga malam hari. Curah hujan seperti itu tentu berpeluang menimbulkan terjadi pergerakan tanah,terutama daerah yang tofografi perbukitan dan pegunungan.
Saat ini, lokasi rawan pergerakan tanah meliputi Kecamatan Sobang, Gunungkencana, Banjarsari, Muncang, Lebak Gedong, Cimarga, Cibeber, Cilograng, Bayah, Cirinten, Panggarangan dan Cipanas.“Kami sudah menyampaikan peringatan dini kepada aparat desa/kelurahan, kecamatan juga masyarakat agar tetap waspada bencana pergerakan tanah itu,” ujarnya. Menurut Kaprawi, saat ini wilayah Kabupaten Lebak dipetakan daerah bencana alam karena tofografinya terdapat perbukitan,pegunungan dan bantaran aliran sungai.
Disamping itu juga Kabupaten Lebak merupakan daerah hulu sungai yang menampung air hujan dari kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) juga hutan lindung dan hutan adat Baduy.Ia meminta warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan sehubungan meningkatnya curah hujan.“Kami yakin dengan meningkatkan kewaspadaan itu, tentu dapat mengurangi resiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya menjelaskan.Pantauan, sejumlah permukiman di Kecamatan Rangkasbitung memberlakukan piket selama 24 jam karena wilayahnya masuk daerah bantaran Sungai Ciujung, Ciberang dan Cisimeut.
Biasanya, daerah tersebut terkena luapan air sungai sehingga menimbulkan banjir dan longsor.“Kami sudah dua hari ini berjaga-jaga karena khawatir musim hujan itu menimbulkan kebanjiran,” kata Enjat (50) warga Rangkasbitung yang rumahnya hanya tiga meter dari bibir Sungai Ciujung.Sementara itu, Camat Malingping Sukanta mengatakan aparat kecamatan sudah berkoordinasi dengan BPBD, TNI,Polri, PMI, Dinas Kesehatan dan relawan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana.Wilayah Malingping meliputi lima desa rawan banjir dan longsor yakni Desa Cilangkahan, Bolang, Kertasatu, Sukamanah dan Pagelaran.“Kami terus melakukan imbauan dan waspada bencana alam karena curah hujan di daerah itu cenderung meningkat,” katanya.
Ant.
(Zaenal Arifin)