Permakaman Diterjang Longsor, Bau Anyir Menganggu Warga
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Warga Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta terganggu dengan bau anyir dan bau busuk dari permakaman di wilayah tersebut sejak, Sabtu (5/11) lalu. Sejumlah makam tersebut ambrol akibat guyuran hujan deras pada Jumat lalu. Akibatnya, bau anyir dari jenazah di makam yang ambrol tersebut menyeruak ke sekitarnya.
Ketua Paguyuban Warga Petinggen (Pawarti) yang mengelola makam Petinggen Murtadho mengatakan, ada 8 makam yang terbuka akibat longsor tersebut. Padahal jenazah itu beberapa di antaranya baru berumur kurang dari 100 hari. “Bau menyengat sangat mengganggu warga sekitar makam,” ujarnya, Senin (7/11).
Menurutnya, makam tersebut memang perbatasan dengan Sleman. Namun banyak warga Karangwaru Kota Yogyakarta yang dimakamkan di permakaman tersebut. Ada 20 kepala keluarga yang sangat terganggu dengan bau menyenngan dari makam tersebut, namun keluarga itu dari Sleman dan Kota Yogyakarta.
Dari 20 KK tersebut enam KK diantaranya merupakan warga Kota Yogyakarta. Permakaman tersebut sebagian besar digunakan oleh warga Karangwaru, meskipun letaknya di Blunnyahgede, Sleman. “Kalau malam apalagi, banyak warga yang tidak kuat dengan baunya,” ujarnya.
Pihaknya juga khawatir bau yang menyengat tersebut akan menyebabkan munculnya beberapa penyakit. Pihaknya meminta Pemkot Yogyakarrta atau Pemda DIY untuk segera memperbaiki talud makam yang ambrol akibat gerusan air hujan. Dengan begitu 8 makam tersebut bisa segera diperbaiki. Talud makam sendiri memang berada di bantaran Kali Code.