Longsor Sedalam 5 Meter Terjadi di Bantaran Bengawan Solo Lamongan
Lamongan – Longsor di bantaran Bengawan Solo Lamongan, Jawa Timur, terus bertambah. Kali ini tanggul Bengawan Solo di Desa/Kecamatan Karanggeneng, longsor. Jumlah longsor di Lamongan kian bertambah.
Longsor kali ini sepanjang lebih kurang 100 meter, kedalaman sekitar 5 meter dan tanah seluas lebih kurang 40×60 meter. Akibatnya, jarak bibir bantaran dengan tangkis negara tersisa 4 meter.
Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan, Muslimin membenarkan terjadinya longsor di tanggul Bengawan Solo ini. “Ya, terakhir yang terdata longsor yang ada di Desa/Kecamatan Karanggeneng. Di lokasi ini longsornya sepanjang lebih kurang 100 meter,” kata Muslimin kepada wartawan saat dikonfirmasi, Minggu (6/10/2019).
Di wilayah Kecamatan Karanggeneng, jelas Muslimin, diawali longsor di Dusun Glogok, Desa Sumberwudi, Karanggeneng sepanjang 60 meter diikuti longsor tanah bantaran seluas 40×60 meter. Lalu, longsor meluas ke arah selatan dari lokasi sama dengan panjang sekitar 100 meter.
“Lokasi ini (Sumberwudi) tahun lalu pernah mengalami kejadian sama,” terangnya.
Untuk sementara, ujar Muslimin, BPBD Lamongan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. “Tindakan sementara menghubungi BBWS dan ahli geologi untuk melakukan pengeboran agar mengetahui terkait retakan itu,” ujar Muslimin.
BPBD Lamongan juga akan berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk mencari solusi agar longsor tidak terus terjadi. Pasalnya, hampir setiap tahun longsor selalu terjadi. Sebelumnya tanggul Bengawan Solo di Kecamatan Laren juga mengalami longsor. Di Kecamatan Laren tercatat terjadi di 2 desa yaitu di Desa Pelangwot dan Desa Laren.
Sementara warga Karanggeneng, Safari mengatakan, tanggul yang longsor tersebut berada jauh dari pemukiman sehingga saat ini tak berdampak secara langsung. Jarak rumah warga dengan lokasi longsor, kata Safari, sekitar 500 meter. “Tak ada rumah warga yang kena longsor karena memang jauh dari pemukiman,” aku Safari.
Meski demikian, kata Safari, warga berharap agar bisa segera dilakukan perbaikan agar tak meluas. Selain itu, perbaikan diperlukan agar di musim penghujan nanti tanggul tidak jebol.
“Kami khawatir jika tak segera diperbaiki akan semakin parah dan ketika musim hujan datang tanggul bisa jebol,” katanya.