Longsor Terjang TPT di Kawasan Gerakan Tanah Sukabumi
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Bencana longsor menerjang kawasan yang termasuk kawasan rawan pergerakan tanah di Kota Sukabumi Rabu (11/10) sore. Dampaknya, tembok penahan tanah (TPT) di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole longsor dan menutupi jalan di bawahnya.
Informasi yang diperoleh kejadian ini terjadi di Perum Taman Asri Blok B RT 3/14, Kelurahan Subangjaya. Peristiwa ini terjadi setelah wilayah Sukabumi diguyur hujan deras sejak Rabu siang. “Pada saat kejadian terdengar suara keras dari arah lokasi kejadian,” terang salah seorang warga Asri Desi (42 tahun) kepada wartawan Kamis (12/10).
Setelah dilakukan pengecekan oleh warga lanjut dia ternyata TPT yang ada di perumahan longsor dan menimpa jalan di bawahnya. Beruntung kata Asri, pada saat kejadian tidak ada warga yang melintas. Ia mengatakan sebelum longsor terjadi di kawasn tersebut memang sudah terjadi pergerakan tanah berupa retak-retak. Diduga karena hujan yang deras maka tanah yang retak tersebut kemudian longsor.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami menerangkan, petugas sudah dikerahkan ke lokasi bencana untuk melakukan pengecekan. Hasil pengecekan ternyata benar TPT setingga enam meter dan lebar 10 meter ambruk karena pergerakan tanah, terang dia.
Menurut Zulkarnain, selain merobohkan TPT satu unit rumah yang berada di sekitar lokasi juga rawan terancam longsor. Sehingga kata dia warga yang tinggal di kawasan tersebut untuk tetap waspada. Zulkarnain menambahkan, kawasan Subangjaya Kecamatan Cikole memang menjadi salah satu titik rawan pergerakan tanah di Kota Sukabumi. Sementara secara total ada enam kecamatan di Kota Sukabumi termasuk ke dalam wilayah yang rawan pergerakan tanah.
Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi menyebutkan ada enam kecamatan yang potensi gerakan tanah, ujar Zulkarnain. Ke enam kecamatan itu yakni Cibeureum, Cikole, Citamiang, Gunungpuyuh, Lembursitu, dan Warudoyong. Zulkarnain menerangkan, potensi gerakan tanah di enam kecamatan ini termasuk tingkatan menengah. Kondisi ini kata dia harus diantisipasi oleh warga yang tinggal di kawasan tersebut.
Musim hujan yang berpotensi menyebabkan bencana seperti pergerakan tanah dan longsor. Ia mengatakan kawasan yang rawan pergerakan tanah maupun longsor biasanya kontur tanah berbukit dan labil.