Longsor di Pegunungan Arfak, 3 orang ditemukan tewas
Merdeka.com – Tim Gabungan dari kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan masyarakat menemukan tiga korban longsor di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, dalam keadaan tewas.
Longor itu menimpa enam kampung yang ada di distrik Hink dan distrik Minyambouw. Lima kampung itu yakni Kampung Apui, Demaisi Leihak, Sopnyai, Cangoisi, dan kampung Demunti.
Kapolres Manokwari AKBP Johnny Edizon Isir mengatakan pencarian korban dilakukan sejak Senin (18/4). Saat ini masih ada dua korban yang belum ditemukan.
“Pencarian dihentikan sementara karena cuaca dan kondisi medan tidak memungkinkan. Kalau cuaca sudah mulai membaik, pencarian akan dilanjutkan dan posisi kedua korban sudah dapat diidentifikasi,” ujar Jhonny, Kamis (21/4).
Jhonny menambahkan, tiga korban yang sudah ditemukan saat ini sudah dikebumikan. Pemerintah Pegunungan Arfak sangat berharap tim mencari hingga dua korban ditemukan.
Seperti diberitakan Antara, longsor ini menimpa enam kampung di kabupaten tersebut. Bencana ini pun sempat menutup jalur transportasi di daerah itu.
Korban longsor itu antara lain, Bomi Nuham (19), Oktovianus Nuham (13), Esrinus Saroy (20), Oktovina Saroy (23), Afolos Mandacan (11).
Dua dari lima korban itu adalah siswa SD, yakni Oktovianus Nuham dan Sfolos Mandacan. Sementara dua korban yang belum ditemukan adalah Oktovina Saroy dan Afolos Mandacan.
Seluruh korban adalah warga Kampung Leihak Distrik Hink. Saat bencana terjadi lima orang korban itu berada dalam satu rumah.
“kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa instrumentasi, robotika, embedded systems, mekatronika dan IT software. kami spesialis dalam memproduksi berbagai alat monitoring jarak jauh support tambang, perkebunan, migas dan manufaktur. salah satu produk unggulan kami adalah argatech extensometer yakni alat pendeteksi longsor sekaligus alat monitoring trend pergerakan tanah (landslides early warning systems and slope stability monitoring)”