Akibat Tanah Bergerak dan Longsor, 48 Rumah di Sindangkerta Retak-retak
Mediatataruang.com – Sebanyak 48 rumah rusak karena bencana tanah bergerak di Desa Puncaksari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Beberapa di antara rumah tersebut bahkan nyaris ambruk dan terancam longsor. Pasalnya, retakan tanah sepanjang 50 meter itu berada tak jauh dari rumah warga.Kondisi ini disinyalir akibat intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Tak hanya rumah warga yang rusak, sawah dan kebun mereka bahkan ada yang sudah tertimbun longsor
Kepala Desa Puncaksari, Abdul Rosyd mengatakan, kerusakan rumah warga ini terjadi sejak beberapa hari terakhir. “Dinding tembok rumah banyak yang retak-retak. Bahkan lantai dan pondasipun bergeser,” ucap Rosyd saat ditemui Jumat (9/11/2018).Meski rumah sudah tidak layak huni, warga masih menempati rumahnya dengan alasan tidak memiliki tempat tingal yang lain. Untuk menghindari jatuhnya korban, pihak desa pun telah mengibau warga untuk mengungsi jika hujan turun.
“Jika hujan turun, kondisinya akan lebih berbahaya. Kami sudah meminta warga untuk mengungsi, tapi banyak yang belum mau pindah. Tidak mau meninggalkan barang-barang miliknya,” ucap Rosyd.Jika hujan kembali turun, diperkirakan kondisi sebagian rumah dapat membahayakan warga. Rosyd berharap, pemerintah daerah setempat segera mendatangkan bantuan ke wilayahnya.
Tetapkan Siaga Banjir dan Longsor
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat menetapkan status siaga banjir, banjir bandang dan longsor. Kebijakan tersebut berlaku sejak 1 November hingga 31 Mei 2019 mendatang.Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kab Bandung Barat, Dicky Maulana mengatakan berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) hujan di bulan November baru mulai berjalan dan diperkirakan akan berlangsung hingga Mei 2019. “Puncak hujan akan terjadi pada Januari hingga April. Makanya kita tetapkan siaga banjir, longsor dan banjir bandang sejak 1 November sampai 31 Mei 2019,” ujarnya, Jumat (9/11).
Ia menambahkan, sejak 27 Oktober kemarin sudah terdapat 18 kejadian bencana dengan jenis bervariasi. Seperti tanah longsor, sekolah ambruk. Oleh karena itu pihaknya mengoptimalkan personel dan peralatan yang ada. “Tidak hanya di BPBD saja, kita juga berkoordinasi dengan yang lain seperti PU, Dinkes dan Dinas Sosial,” ungkapnya.Dia mengatakan kemarin sebanyak 48 rumah bagian tembok dan lantainya mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah di Sindangkerta. Meski mengalami kerusakan namun para pemilik rumah masih tinggal di kediamannya masing-masing. “Saat hujan tanggal 1 November itu dapat laporan ada pergerakan tanah, 40 rumah yang terdampak retak-retak. Kemudian, kemarin hujan deras lagi, terjadi penambahan retak retak menjadi 48 rumah,” ujarnya.