Longsor di Jalinsum, Lalin Terganggu Sembilan Jam

Material longsoran dari perbukitan areal sekolah swasta Masehi Berastagi, di Kilometer 68, Jalinsum mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas hingga sembilan jam. (Riza Pinem/KORAN SINDO) source: http://daerah.sindonews.com/read/1042713/191/longsor-di-jalinsum-lalin-terganggu-sembilan-jam-1441814692
Material longsoran dari perbukitan areal sekolah swasta Masehi Berastagi, di Kilometer 68, Jalinsum mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas hingga sembilan jam. (Riza Pinem/KORAN SINDO)
source: http://daerah.sindonews.com/read/1042713/191/longsor-di-jalinsum-lalin-terganggu-sembilan-jam-1441814692

 
 
 
 
 
 
 
 
 
KABANJAHE – Timbunan material longsoran dari perbukitan areal sekolah swasta Masehi Berastagi, tepatnya di Kilometer 68 Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas hingga sembilan  jam, Rabu (9/9/2015).
Kendaraan yang hendak melintas dari dan menuju Medan-Berastagi, sejumlah kabupaten tetangga (Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Tobasa), serta beberapa daerah di kawasan provinsi tetangga, Aceh (Agara, Singkil, Subulussalam), harus ikut antrean panjang.
Menurut Kapolsekta Berastagi Kompol Agustinus Sitepu ketika ditemui KORAN SINDO MEDAN di ruang kerjanya seusai pembersihan material,  longsoran diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Penyebabnya, curah hujan yang terjadi terus menerus beberapa hari belakangan.
“Tidak ada korban dalam peristiwa ini, hanya saja sangat mempengaruhi aktivitas kelancaran lalu lintas, khususnya saat jam masuk anak sekolah dan kantoran. Macet total terjadi pukul 04.00 WIB hingga 06.30 WIB. Selanjutnya kita lakukan upaya buka tutup satu jalur,” paparnya.
Lebih lanjut ia berujar, proses buka tutup satu jalur dilakukan hingga pukul 13.00 WIB sembari melakukan pembersihan dan evakuasi material dengan menggunakan alat berat dari Dinas PU Pemkab Karo. Sebelum alat berat tiba, petugas dan masyarakat sekitar membuka jalan dengan peralatan seadanya.
Ketika macet total, antrean kendaraan mencapai 7 km. Pascapembukaan jalur bergantian, antrean kendaraan dapat diminimalisir menjadi 1 km. Hal ini dipicu akibat tidak maksimalnya jalur alternatif Berastagi-Tongkoh (Kecamatan Dolat Rayat). Sehingga, kendaraan yang diarahkan melintasi jalur alternatif memilih menunggu antrean.
“Sudah kita sarankan melintasi jalur alternatif, tetapi pengemudi tidak mau. Mereka memilih menunggu antrean panjang. Alasan mereka takut kendaraan rusak akibat tidak standarnya kondisi jalan, disertai minimnya perawatan sepanjang jalur alternatif tembus Dusun Tongkoh.”
Sejumlah pengemudi yang ditemui di lapangan mengeluhkan kondisi longsoran yang kerap terjadi di jalur lintas Medan-Berastagi.
“Longsor terus terjadi setiap tahunnya, terlebih ketika musim hujan tiba. Selain menyiagakan alat berat di beberapa titik, semestinya pemerintah juga membuka atau memelihara sekaligus memaksimalkan jalur alternatif yang ada,” keluh Martobin Marbun, salah satu pengemudi.
http://daerah.sindonews.com

Leave a Comment