Longsor di Blitar Bikin 2 Desa Terisolasi
SURYAMALANG.COM, BLITAR – Meski musim kemarau, namun di Kabupaten Blitar terjadi tanah longsor. Yakni, jalan raya di Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, longsor, Kamis (20/8/2015) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.
Meski tak ada korban jiwa namun kejadian itu menyebabkan terputusnya jalur antarkecamatan. Yakni, Kecamatan Doko dan Kecamatan Wlingi. Sebab, jalan beraspal itu tak hanya longsorsepanjang 300 meter, namun juga terputus.
Yakni, menganga selebar 250 meter, dengan kedalaman sekitar 80 meter. Akibatnya, dua desa terisolasi, yakni antara Desa Slorok dan Desa Sumberjo, yang ada di timur TKP.
Untuk menghubungkan kedua desa itu, warganya harus memutar melalui Desa Genengan, yang berjarak sekitar 6 km. Selain, jalannya terputus, kejadian itu juga menyebabkan tiga jembatan rusak.
Yakni, satu jembatan ambrol karena ikut longsor, dan dua jembatan tertutup longsor karena posisinya berada di bawah tebing yanglongsor tersebut. Jembatan itu rata-rata lebarnya 3,5 meter, dengan panjang antara 4 meter sampai 8 meter.
Suryono (58), warga desa setempat, menuturkan, kejadian itu terjadi menjelang subuh. Suryono yang rumahnya sekitar 100 meter dengan TKP mengaku mendengar suara kayu yang ambruk dan patah.
“Saya kira pohon di belakang rumah, yang ambruk. Namun, begitu saya keluar, ternyata asal suara itu cukup jauh, namun sangat jelas suaranya,” tuturnya.
Meski tak ada korban jiwa namun kejadian itu menyebabkan terputusnya jalur antarkecamatan. Yakni, Kecamatan Doko dan Kecamatan Wlingi. Sebab, jalan beraspal itu tak hanya longsorsepanjang 300 meter, namun juga terputus.
Yakni, menganga selebar 250 meter, dengan kedalaman sekitar 80 meter. Akibatnya, dua desa terisolasi, yakni antara Desa Slorok dan Desa Sumberjo, yang ada di timur TKP.
Untuk menghubungkan kedua desa itu, warganya harus memutar melalui Desa Genengan, yang berjarak sekitar 6 km. Selain, jalannya terputus, kejadian itu juga menyebabkan tiga jembatan rusak.
Yakni, satu jembatan ambrol karena ikut longsor, dan dua jembatan tertutup longsor karena posisinya berada di bawah tebing yanglongsor tersebut. Jembatan itu rata-rata lebarnya 3,5 meter, dengan panjang antara 4 meter sampai 8 meter.
Suryono (58), warga desa setempat, menuturkan, kejadian itu terjadi menjelang subuh. Suryono yang rumahnya sekitar 100 meter dengan TKP mengaku mendengar suara kayu yang ambruk dan patah.
“Saya kira pohon di belakang rumah, yang ambruk. Namun, begitu saya keluar, ternyata asal suara itu cukup jauh, namun sangat jelas suaranya,” tuturnya.
Heru Irawan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mengatakan, penyebab tanah longsor ini diperkirakan karena tergerus aliran sungai.
Sebab, posisi jalan itu melingkar membentuk huruf S. Di antara lingkaran jalan itu terdapat tiga sungai, yang membujur mengikuti bentuk jalan tersebut. Yakni, Sungai Sumberjo, yang ada di atas jalan, dan Sungai Kebonagung serta Sungai Pratan, yang ada di bawah jalan.
Ketiga sungai itu alirannya cukup deras. Kini, ketiga sungai itu tak berfungsi lagi buat pengairan sawah. Sebab, satu sungai ikutlongsor, yang dua sungai tertutup longsoran.
“Untuk membersihkan longsoran ini dibutuhkan waktu lama karena harus memakai alat berat. Sebab, medannya cukup sulit karena diapit tebing yang terjal kanan kirinya,” katanya.
Menurutnya, jalan yang longsor itu merupakan salah satu akses menuju ke Pasar Wlingi. Karena kini longsor, maka warga yang hendak ke pasar Wlingi harus memutar sekitar 15 km, lewat Kecamatan Kesamben
Sebab, posisi jalan itu melingkar membentuk huruf S. Di antara lingkaran jalan itu terdapat tiga sungai, yang membujur mengikuti bentuk jalan tersebut. Yakni, Sungai Sumberjo, yang ada di atas jalan, dan Sungai Kebonagung serta Sungai Pratan, yang ada di bawah jalan.
Ketiga sungai itu alirannya cukup deras. Kini, ketiga sungai itu tak berfungsi lagi buat pengairan sawah. Sebab, satu sungai ikutlongsor, yang dua sungai tertutup longsoran.
“Untuk membersihkan longsoran ini dibutuhkan waktu lama karena harus memakai alat berat. Sebab, medannya cukup sulit karena diapit tebing yang terjal kanan kirinya,” katanya.
Menurutnya, jalan yang longsor itu merupakan salah satu akses menuju ke Pasar Wlingi. Karena kini longsor, maka warga yang hendak ke pasar Wlingi harus memutar sekitar 15 km, lewat Kecamatan Kesamben