Pekerja Tambang Batu Bara di Bengkulu Tewas Tertimbun Longsor
Liputan6.com, Bengkulu Tengah – Seorang pekerja tambang dilaporkan tewastertimbun longsoran di Blok 8 areal tambang batu bara yang dikelola PT Inti Bara Perdana (IBP) di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, hari ini. Pekerja tambang yang tewas bernama Robbi, warga Desa Bajak III, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Pekerja berusia 19 tahun itu mengembuskan napas terakhir di lokasi Blok 8 tambang PT IBP saat tertimbun puluhan kubik material batu bara yang terjun dari atas tebing tempat korban sedang mengumpulkan batu bara sebelum diangkut dengan truk.
Saksi mata, Ichan yang satu regu dengan korban mengatakan, saat itu korban sedang bekerja di bawah tebing tanpa mengenakan helm pengaman. Tiba-tiba dari atas terdengar suara gemuruh. Longsoran batu bara langsung menimbun korban bersama satu korban lain bernama Zainul (45) warga Desa Taba Teret, Kecamatan Taba Penanjung.
“Kami langsung mengevakuasi keduanya, tetapi nyawa Robbi tidak tertolong, hanya Zainul yang masih bisa diselamatkan dengan kondisi kritis dan beberapa bagian tubuhnya seperti kaki dan lengan terlihat patah,” ucap Ican di areal tambang, Sabtu (27/6/2015).
Korban Zainul langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus, Bengkulu untuk penanganan medis. Sedangkan korban tewas langsung diantar ke rumah orangtuanya di Desa Bajak III, Kecamatan Taba Penanjung untuk dimakamkan.
Kepala Teknik Tambang PT IBP, Erwin mengatakan, saat ini sedang ada aktivitas pengeboman atau blasting di Blok 4, dan tidak mungkin bisa dilewati kendaraan karena bisa mengancam nyawa.
Saat dikonfirmasi, Direktur Operasional PT Inti Bara Perdana, Sutarman mengatakan, pihaknya selalu menjaga standar pengamanan pekerjaan, termasuk pekerja harus mengenakan helm saat di lokasi tambang.
Sutarman sekaligus meluruskan bahwa pihaknya tidak melakukan aktivitas pengeboman di lokasi tambang. Dia memastikan longsor yang terjadi dan menewaskan korban Robbi terjadi karena struktur tanah yang sangat rapuh. Serta, kondisi getaran alat berat yang bekerja di sekitar lokasi, sehingga memicu turunnya tebing batu yang menimbun korban.
“Tidak ada pengeboman, kami sudah tanya kepada semua pekerja, korban tewas itu karena longsor, bukan karena blasting,” tandas Sutarman. (Ans/Ado)