Gunungkidul Waspadai Pepindahan Titik Longsor
PRIBADI WICAKSONO – TEMPO.CO, Yogyakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi perpindahan titik-titik rawan longsor. Perpindahan ini sebagai dampak dari musim kemarau tahun ini yang lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Longsor sangat tergantung curah hujan di satu titik, dan ini memicu titik longsor itu berpindah terus. Mana yang paling rawan, sulit diperkirakan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budi Harjo, Ahad, 26 Oktober 2014.
Budi mengatakan, berdasarkan pengalaman dua tahun terakhir, titik longsor terjadi sporadis di beberapa tempat. Lokasi bencana masih berada di enam kecamatan yang selama ini menjadi lokasi yang paling rawan longsor.
Budi mencatat, pada musim penghujan awal tahun 2014, peristiwa longsor mendominasi sejumlah titik di Kecamatan Nglipar. Musibah itu nyaris meratakan sejumlah rumah warga di Desa Pengkol dan sekitarnya.
Pada akhir tahun 2013, kasus longsor justru banyak tercatat terjadi di wilayah Kecamatan Gedangsari, yang menjadi perbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sedangkan pada awal 2013, longsor–seperti catatan BPBD–justru menonjol di Kecamatan Ngawen.
Budi menuturkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika soal keterlambatan penghujan untuk Kabupaten Gunungkidul tahun ini menjadi kewaspadaan karena bisa menimbulkan intensitas curah hujan deras berbeda antara satu titik dan titik lainnya.
“Jadi warga kami harap tetap waspada di enam kecamatan rawan, karena untuk memprediksi paling rawan, susah, tergantung curah hujan. Biasanya, semakin jauh dari laut (selatan), semakin besar curah hujannya,” katanya.